Pater Verheijen SVD dan Warisannya untuk Manggarai dan Komodo
1 June 2023 1.005x Sosok

Salah satu Buku Pater Jilis Verheijen SVD “Manggarai dan Wujud Tertinggi” yang mengupas konsep ketuhanan orang Manggarai
Seiring masuknya agama Katolik di Manggarai-Flores tahun 1912, beberapa tahun setelahnya, beberapa imam katolik (pastor SVD) dari Eropa hadir di Manggarai. Mereka mengajar di seminari, mengabdi di keuskupan, atau mengabdi di paroki di pelosok Manggarai.
Mendapat tugas di Manggarai, para imam katolik ini bekerja lebih dari sekedar menjadi gembala. Di kemudian hari, melalui jejak karya yang mereka tinggalkan, mereka juga dikenal sebagai Antropolog, Linguist, Etnolog, hingga Botanist. Ada yang penasaran dengan keberadaan gua-gua lalu ia meneliti fosil-fosilnya. Ada yang penasaran dengan komunitas setempat lalu ia mengkaji budaya, bahasa, dan segala hal tentang tanah, air, dan orang-orangnya. Ada yang penasaran dengan kekayaan flora lalu menjelajah rimba raya, naik turun gunung lalu ia memberi nama pada pepohonan dan semak-semak.
Salah satu imam Katolik dari Eropa yang sangat mendalami Manggarai adalah Pater Jilis Antonius Josephus Verheijen yang di kemudian hari dikenal dengan Pater JAJ Verheijen. Imam asal Belanda ini tiba di Manggarai tahun 1935 lalu menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di Manggarai. Ia lahir tahun 1908, meninggal tahun 1997 di usia 89 tahun. Selama 58 tahun dari usianya ia habiskan di Manggarai (1935-1993).
Masa-masa awal setibanya di Manggarai, ia langsung jatuh cinta dengan Bahasa Manggarai. Untuk mempelajari Bahasa Manggarai, ia mengumpulkan dongeng-dongeng, mitos, dan teka-teki orang Manggarai. Ia menulis dan mempelajari bahasanya. Melalui Bahasa Manggarai, ia kemudian mulai tertarik dengan budayanya. Ia gunakan kemampuan bahasa Manggarainya sebagai pintu masuk untuk menyingkap banyak hal tentang Manggarai. Ia mengkaji budayanya, hingga mempelajari nama-nama tumbuhan dalam Bahasa Manggarai dan menerjemahkannya ke Bahasa Inggris.

Sorotan isi buku – konsep ketuhanan orang Manggarai dalam buku “Manggarai Dan Wujud Tertinggi” Karya Pater Jilis Verheijen SVD
Tahun 1970, didorong oleh ketertarikannya akan nama-nama di peta Pulau Komodo yang berbunyi seperti Bahasa Manggarai, ia kemudian menjadi penasaran dengan kehidupan orang-orang di Pulau itu. Hingga akhirnya tanggal 16 hingga 24 Juli 1997 ia benar-benar menyeberang ke Pulau Komodo. Di Pulau Komodo ia berjumpa Abdul Rajab, tetua adat Komodo kala itu. Abdul Rajab kemudian menjadi salah satu informan pentingnya untuk penelitiannya tentang orang-orang Komodo.
Tak cukup dengan kunjungan pertama itu, tanggal 01 hingga 07 Juni 1982 ia melakukan kunjungan ke Pulau itu lagi. Cerita tentang dua kunjungannya ini ke Pulau Komodo ia kisahkan juga di buku tentang (suku) Komodo yang ia tulis ” Pulau Komodo, tanah, rakyat, dan Bahasanya” terbitan Balai Pustaka tahun 1987. Buku ini tentu sangat berjasa dalam memetakan kemungkinan asal-asul Ata Modo dan kekayaan linguistik yang mereka punya. Buku yang bisa jadi menjadi fondasi untuk riset-riset antropologis-sosiologis-linguistik tentang orang-orang Komodo dan peradabannya.
Pada suatu sore beberapa pekan lalu, seorang kawan dari Maumere yang kebetulan berkunjung ke Perpustakaan Leda Lero mengirim foto beberapa buku tentang Manggarai karya Pater JAJ Verheijen. Buku-buku dan karya Pater Verheijen yang menjadi koleksi Perpus Leda Lero. Buku-buku tentang Manggarai, Komodo, Kamus Manggarai-Indonesia, Bahasa Rembong di Flores Barat, dan masih banyak lagi. Buku lainnya yang ia tulis dan menjadi ulasan yang yang komprehensif tentang konsep ketuhanan orang Manggarai adalah buku berjudul , “Manggarai dan Wujud Tertinggi”.
Demikianlah Pater Verheijen. Mengutip Doktor Karel Steenbrink, Profesor misiologi Universitas Utrecht-Belanda dalam bukunya “Orang-orang Katolik di Indonesia 2”, bahwa ada “tiga-raksasa” misionaris SVD yang sangat berjasa dalam bidang antropologi, etnologi, linguistik, dan agama asli di NTT. Dua di antaranya bekerja di Pulau Flores dan satunya lagi bekerja di Pulau Timor. Misionaris yang bekerja di Pulau Flores ialah P. Paul Arndt SVD yang mendalami antropologi budaya (ragawi) mulai dari Bajawa lalu Ende, Maumere, Larantuka, hingga ke pulau-pulau kecil sebelah timur Flores dan menghasilkan beberapa karya besar. Yang kedua ialah P.J. Verheijen SVD yang bekerja di Manggarai dan mendalami Manggarai; budaya, bahasa, antroplogi, kepercayaan aslinya dan menghasilkan banyak karya monumental tentang Manggarai.

Buku kumpulan Dongeng-dongeng Manggarai karya Pater Verheijen SVD yang Dijual di Perpustakaan STFK Ledalero Maumere
Dengan mengikuti pola kategorisasi K. Steenbrink juga, Frans Borgias MA, Peneliti dan Dosen Fakultas Filsafat UNPAR Bandung asal Manggarai Flores di salah satu tulisannya tentang Pater Erwin Schmutz (Imam Katolik SVD dari Eropa lainnya yang pernah mengabdi di Manggarai), berpendapat bahwa ada “empat raksasa” misionaris SVD yang bekerja sangat berjasa bagi Manggarai Raya. Keempat orang itu adalah Pater Jilis Verheijen SVD, Uskup Wilhelmus van Bekkum SVD, Pater Adolf Burger SVD, dan Pater Erwin Schmutz SVD. Untuk nama terakhir, Pater Erwin, ia sangat populer di wilayah Sano Nggoang hingga ke kampung saya di Naga, Desa Matawae, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat Flores. Ia Imam katolik dari Jerman dan selama 30 tahun menjadi pastor paroki di beberapa wilayah di Manggarai Barat di antaranya menjadi Pastor Paroki di Rangga dan di Nunang-Wae Sano, dan hingga kini ia dipercaya menjadi satu-satunya orang yang bisa berenang di Danau Sano Nggoang dari ujung ke ujung.
Selain empat nama di atas, ada juga nama Theodore Lambertus Varhoeven SVD yang menemukan Gua Batu Cermin tahun 1951, meneliti Liang Bua tahun 1963, dan menemu-populerkan beberapa situs gua lainnya di Pulau Flores.
Pater Verheijen SVD, seiring kepergiannya kepada Sang Ilahi pada tahun 1997, ia meninggalkan warisan yang sangat berjasa untuk Manggarai dan Komodo. Warisan karya dan pendokumentasian yang akan terus bisa dijenguk-baca kini dan masa depan. Buku-buku dan karyanya akan selamanya menjadi Warisan Flores.
Foto & Narasi: Boe Berkelana
(Tour Interpreter Di Warisan Flores)
Contact Us
If you have any questions, please contact us.
-
Hotline
081321977716 -
Whatsapp
081321977716 -
Email
warisanflores@gmail.com
No comments yet