Beranda » Destinasi » Wisata ke Koja Doi, Desa Nelayan di Teluk Maumere

Apakah Anda ada rencana berkunjung ke Kota Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)? Atau memiliki rencana untuk melakukan tour lintas Pulau Flores hingga Larantuka di Kabupaten Flores Timur? Bila iya, maka Desa Koja Doi yang berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere di Kecamatan Alok Timur yang berjarak sekira 28 KM dari Kota Maumere mungkin bisa dipertimbangkan untuk masuk dalam itinerary perjalanan Anda.

Desa Koja Doi terdiri dari tiga dusun dari dua Pulau, Pulau Koja Besar dan Pulau Koja Kecil. Dua Pulau ini dihubungkan dengan  jembatan batu sepanjang 680 M yang dibangun secara swadaya oleh warga setempat. Warga mengumpulkan batu dan menyusunnya hingga menjadi jembatan yang bisa dilewati untuk menyeberang. Di atas jembatan batu ini juga, tiang-tiang listrik ditanam, sebagai penyangga kabel-kabel yang membawa aliran listrik tenaga surya. Juga pipa-pipa air minum bersih yang bersumber dari mata air pegunungan Kojadoi besar.

Pada akhir Maret tahun 2022 lalu, Tour Interpreter WF membawa rombongan tour ke Desa ini. Ini kunjungan kedua bagi WF setelah pada bulan Agustus tahun 2021 datang bersama rombongan Atourin, perusahaan digital tourism yang menjalin kolaborasi dengan Desa Koja Doi dalam upaya digitalisasi Desa Wisata. Pada kunjungan kedua tahun 2022, WF membawa rombongan tim Flores Expedition 2022 Binus Tourism, Binus University Jakarta yang merupakan Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Pariwisata.

Flores Expedition 2022 Binus Tourism adalah satu program menjelajah Flores, merayakan alam, budaya, tradisi, dan jumpa komunitas sembari mengambil content berupa foto dan video tematik untuk digunakan sebagai materi video virtual tour yang akan digunakan sebagai medium promosi Flores, materi kuliah, dan untuk apa saja yang berkaitan dengan “merayakan alam dan budaya Flores” oleh kampus itu ke depan.

Kami mengawali perjalanan di Labuan Bajo, meluncur ke arah timur; Perkebunan Kopi Lembah Colol di Kabupaten Manggarai Timur, Kampung tradisional Bena di Kabupaten Ngada, Kampung tradisional Nunungongo di Kabupaten Nagekeo, hingga Danau Kelimutu di Ende. Untuk dua hari terakhir ekspedisi, kami memilih berakhir di Desa Koja Doi Kabupaten Sikka.

Kami tiba di kota Maumere pada 31 Maret 2023 jelang sore setelah menempuh perjalanan selama sekira empat jam dari Danau Kelimutu Kabupaten Ende. Dari Kota Maumere, kami meneruskan perjalanan menuju Dermaga Nangahale, tempat penyeberangan menuju Pulau Kojadoi. Jelang malam, kami tiba di Desa Koja Doi.

Desa ini bukan hanya menawarkan lanskap Pulau dengan kekhasan area pesisir yang berpasir, tapi juga memberikan cerita tentang jejak tsunami yang menghantam Flores tahun 1992. Ia bukan hanya menjadi destinasi wisata bahari tapi juga wisata sejarah.

Alam lautnya menawarkan aktivitas snorkeling yang memanjakan mata dengan kekayaan terumbu karang dan biota laut yang terjaga, wilayah perkampungannya menawarkan eksotisme kehidupan pemukiman nelayan dengan deretan rumah-rumah panggung dan beberapa bangunan bekas tsunami 1992, di sudut kampungnya menawarkan kemegahan bebukitan batu yang kokoh yang susunan bebatuannya tak tergoyahkan oleh amukan tsunami tahun 1992. Bukan hanya itu, pada pagi dan sore hari, ia memberikan pesona matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) dengan sama cantiknya.

Tak perlu risau dengan urusan akomodasi. Beberapa rumah milik warga sudah sangat siap untuk menjadi tempat menginap yang nyaman dengan lingkungan yang rapi dan bersih dibungkus dengan keramahan tuan rumah dan warga setempat. Kami sangat menikmati menginap di rumah warga yang menjadi homestay dan terlibat dalam obrolan yang hangat nan menyenangkan dengan tuan rumah.

Untuk urusan makanan, Koja Doi memberikan apa yang ia bisa tangkap dari laut. Ikan-ikan hingga lobster siap disajikan di atas piring-piring makan yang diolah dengan citarasa khas kuliner pesisir. Pada malam hari, anak-anak sekolah yang bergiat di sanggar seni siap memberikan pementasan tarian yang bukan saja menghibur tapi membuat kunjungan dari setiap yang datang semakin berkesan.

Dengan pengelolaan desa wisata berbasis komunitas yang baik, Koja Doi perlahan mendapatkan dampak baik dari aktivitas wisata. Kelembagaan Bumdes dan Pokdarwis yang solid dan kuat membuat desa ini juga optimis bisa terlibat dalam aktivitas wisata tanpa merubah alam dan tradisi yang ada. Sebaliknya, aktivitas wisata yang ada meneguhkan semangat konservasi alam dan budaya agar keindahan dan keluhurannya terus menjadi bagian dari keseharian hidup orang-orang Kojadoi. Cukup beralasan bila Kementerian Pariwisata memasukkan Koja Doi ke dalam 17 besar desa di Indonesai yang meraih Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019.

Ayo ke Flores, Ayo ke Koja Doi!

Foto & Narasi: Boe Berkelana

(Tour Interpreter di Warisan Flores)

 

 

 

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.